Dunia (I)
Diriwayatkan dalam sebuah hadist qudsi, Alloh berfirman :
“ Wahai dunia, barang siapa melayani-Ku, layanilah dia, Dan barangsiapa melayanimu, jadikanlah ia pelayanmu “ (HR Abdul Haq dalam raqaiq-nya dari Abdullah bin Mas’ud dengan matan sedikit berbeda)
Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda ahli ibadah (abid) dengan seorang pecinta dunia, Ibnu Abi Ishak namanya.
Suatu hari si Abid memasuki hutan yang penuh dengan singa. Melihat kedatangan pemuda tadi, singa-singa di hutan itu merasa senang dan menyambutnya. Si Abid kemudian menunggang salah satu singa, sedang singa-singa yang lain berjalan mengiringinya.
Ibnu Abi Ishak yang ketika itu sedang berburu, kebetulan saja memasuki hutan yang sama. Melihat kedatangan Ibnu Abi Ishak dan rombongannya, singa-singa itu mengaum, siap menerkam. Rombongan Ibnu Abi Ishak merasa ketakutan. Si Abid lalu menenangkan singa-singa tadi.
“ Kalian membaguskan lahir kalian saja, maka kalian takut pada singa. Adapun kami selalu memperbaiki batin kami, sehingga singa pun takut pada kami,” kata si abid.
Suasana begitu mencekam sehingga Ibnu Abi Ishak kehausan setengah mati.
“ Ingin minum?’ tanya si abid.
“ Ya,” jawabnya.
Si abid berdiam sejenak, tak lama kemudian muncul seorang membawa kendi berisi air. Oleh si abid kendi itu diambil dan diserahkan kepada Ibnu Abi Ishak. Setelah puas minum, ia bertanya kepada si abid, “Siapakah wanita yang membawa air tadi, wahai pemuda?”
“ Ia adalah dunia, Alloh telah menundukkannya untukku dan ia melayani semua keperluanku, “ jawab si abid.
Ibnu Abi Ishak lalu bertobat kepada Alloh.(1:43)
Di ambil dari Kisah dan Hikmah (Kalam Habib Muhammad bin Hadi Assaqqaf yang dikumpulkan oleh Habib Ahmad bin Alwi Al-Jufri) disadur oleh Ustadz Novel bin Muhammad Al-Aidarus, Penerbit PUTERA RIYADI, Cetakan Kelima.
TULUS
Pemimpin Starbuck membantu mitra untuk merangkul gagasan tentang bersikap tulus dan pentingnya gagasan itu dalam Starbucks Experience. Konsep tentang bersikap tulus tidak terlalu bertele-tele, tetapi dalam. Di Starbucks, bersikap tulus berarti “berhubungan, menemukan dan merespons.” Dengan memusatkan perhatian pada ketiga elemen ini disetiap interaksi pelanggan, akan terbentuk sebuah hubungan yang berkualitas. Sebaliknya, berapa banyak darikita yang telah dilayani oleh orang-orang menampilkan kesan bahwa mereka tak bisa lebih peduli lagi?
Pelanggan tidak sedang mencari sahabat; mereka hanya menginginkan hubungan yang positif, dan mereka ingin kebutuhan mereka dianggap penting. Mereka marah diperlakukan layaknya dompet yang melekat pada manusia. Untuk mewujudkan hubungan,seseorang harus merasa didengar. Ketulusan menuntut kesediaan untuk mendengar melalui saluran verbal maupun non verbal.
Karena kesediaan untuk mendengar, barista seperti Angela mengantisipasi keinginan pelanggannya. Angela bercerita, “Saat itu hari Sabtu, dan seorang wanita malang yang dirundung kesedihan masuk. Itu adalah kunjungan pertamanya. Daftar menu kami biasa saja sedikit menakutkan, kemudian dia menatapnya lalu hanya memesan kopi biasa. Ketika kami bertanya apakah dia yakin tidak ingin mencoba sesuatu yang lain, dia menjelaskan kalau dia sedang kalut sekali, dan kelihantannya dia akan menangis. Sementara itu kami, menyuruh seseorang membuat secangkir Toffee Nut Latte, karena siapa yang tidak suka minuman itu? Kami bilang, lupakan kopi biasa; kami buatkan Toffee Nut Latte hari ini gratis untuk Anda. Dia senang sekali! Dia pergi, dan kami tidak terlalu memikirkannya karena kami bahagia telah membuatnya bahagia.”
Namun kisah itu semakin menarik, ketika Angela menjelaskan. “Beberapa hari kemudian, seseorang mengirimkan bunga ke kedai kami, berterima kasih karena telah ‘menyelamatkan hidupnya’. Suratnya menjelaskan kalau dia telah mengalami hari yang buruk sekali. Setelah mengunjungi kedai kami, dia mendapatkan sedikit kabahagiaan dan mampu mengatasi masalahnya dan bahkan menolong seseorang supaya merasa lebih baik. Dia sekarang adalah salah satu pelanggan tetap kami.”
Angela dan koleganya mengambil inisiatif untuk menciptakan sebuah pengalaman bagi seorang pelanggan, yang melebihi apapun yang bisa diharapkan pelanggan. Yaitu bersikap tulus dan melakukannya dengan cara Anda sendiri.
Harapan dan Layanan: Berhubungan
Layanan legendaris muncul dari semangat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk melebihi apa yang yang diharapkan pelanggan. Pelanggan berung kali berbagi pengalaman mengenai mitra Starbucks yang telah melakukan hal-hal yang luarbiasa-menciptakan yang baik melebihi salam-salam biasa. Contohnya Lydia Moore dari Oakland, California. Lydia menemukan cinta dalam hidupnya di Starbucks. Meski bagi Lydia pertemuan itu sendiri sudah menciptakan keterkaitan khusus dengan kedai kopi tersebut, para mitra memperkuat hubungan itu dengan cara yang tulus.
Lydia menyampaikan kalau dia merasa dipedulikan oleh para Starbucks, sehingga dia tetap memberi kabar tentang perkembangan hubungan dan pertunangannya. Lydia mengatakan, “ Ketika kami datang dan memberi tahu dua pelayan di Starbucks, mereka sangat senang! Mereka memasang foto kami di papan, dan kami seperti selebriti di kedai itu.”
Lydia mengundang para mitra tersebut ke pernikahannya, dan mereka, sebaliknya, menyumbangkan kopi untuk ajang istimewanya. Sayangnya, pada tahun pertama pernikahannya, suami Lydia didiagnosis mengidap kanker. Starbucks lagi-lagi bertindak sebagai kenalan yang penting: “Saat dia dalam perawatan, keluar masuk rumah sakit, hanya dua hal yang diinginkannya-Grande Drip dan Hazelnut Sticky Bun.” Suami Lydia meninggal tepat setelah hari ulang tahun pernikahannya yang pertamanya. Lydia bercerita, “Ketika dia meninggal, hati saya sangat hancur. Luarbiasanya, pelayan dari Starbucks datang ke pemakaman, dan Anda benar-benar bisa melihat bagaimana mereka sungguh-sungguh merasa kehilangan.”
Siapa yang ingin terpikat dan harus merasakan pasang surutnya emosi yang mengiringi? Dalam banyak bisnis, hubungan tidak pernah terjadi. Itu semata-mata transaksi. Kemudian, apa artinya bagi pelanggan kalau bisnis jasa hanya menawarkan layanan yang lemah lembut tetapi hampa? Dan mengapa karyawan ingin berpartisipasi dalam transaksi yang hampa? Pada akhirnya, dengan berhubungan secara pribadi, baik pelanggan atau karyawan mendapatkan makna lebih dari momen-momen biasa.
Ketika menyinggung kemampuan hubungan antar-manusia dalam mendorong penjualan sebuah produk, Howard Schultz, dalam sebuah wawancara dengan Know, mengatakan:
Kami tidak berada dalam bisnis kopi yang melayani masyarakat, tetapi dalam masyarakat yang menyediakan kopi. Ekuitas dalam merek Starbucks adalah kemanusiaan dan keintiman akan apa yang terjadi dalam masyarakat.... Kami terus diingatkan akan kebutuhan dan hasrat yang kuat akan hubungan antarmanusia dan masyarakat, yang merupakan kekuatan baru yang besar dalam menentukan pilihan pelanggan... Lingkungan Starbucks telah menjadi sama pentingnya dengan kopi itu sendiri.
Diambil dari buku THE STARBUCKS EXPERIENCE karya JOSEPH A. MICHELLI
JOB SEEKER
Di hari yang panas para pencari berteduh dibawah atap sebuah masjid lalu terjadilah percakapan.
Lesmana : Piye wan,wingi sido ngabari Ando?
Gunawan : Aku mikir-mikir esuke aku ketemu Ando terus aku ngomong nek Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ono lowongan, wingi malah awake dhewe soko daftar Depkumham terus mangkat nang Depbudpar, nang kono ketemu Budi, wah kok dheweke ora berubah ngerti-ngerti daftar ora kondho-kondho.
Ando si Pandir : sajane hakke budi nek daftar ora omong-omong.
Gunawan : berarti ngimpine Ando dadi kenyataan, kowe wingi cerito ngimpi ketemu konco-konco podo moco amalan-amalan ning kowe takoni podo meneng wae?!
Ando si Pandir : Hayo kuwi nek ora yakin, nek wis rejeki ora bakal kijolan,senajan sing daftar wong sewu nek rejekine kowe,mesti kowe sing entuk rejeki kuwi,ora usah licik-licikan ora ngandani nek ono lowongan cpns mergo pengin ngurangi saingan.Opo saiki gawe kesepakatan nek ngerti lowongan cpns ora usah ngandani langsung daftar wae?!(sebenarnya Ando jengkel karena tidak dikasih tahu sejak awal, jadi ngomong ngawur asal bunyi)
Lesmana : Yo, ojo ngono mengko aku nek ngerti bakal ngandani
Gunawan : Aku yo ngandani
Esok hari Ando si pandir berangkat ke prambanan ikut test CPNS DEPBUDPAR, Ando dapat posisi dekat Budi, kemudian Budi mengajak mengobrol Ando, selang beberapa menit ujian dimulai ada sesuatu hal terjadi yaitu soal ujian ada yang kurang sehingga waktu ujian mulur,Ando minta izin sholat, Ando sholat kemudian duduk santai-santai diserambi dia mikir-mikir ketika berangkat ujian kayak kurang diridhoi Alloh pertama lupa bawa bekal makanan, kedua perutnya mules sehingga beol di kamar mandi terus minum obat diapet baru agak mendingan,ketiga mengerjakan soal-soal batuk-batuk dan kepala pening, kemudian waktu mau sholat badan enteng, batuk berhenti, perut enak plong,apa Alloh lebih ridho mengerjakan sholat daripada ikut ujian CPNS? terus masuk kelas ternyata Ando ketinggalan 10 menit yang lain ada yang sampai soal ke 20,walaupun telat sama Panitia dibiarin malah ditanya apa sudah dapat soal?Ando ngambil soal lalu mengerjakan penyakitnya kambuh yakni batuk dan sakit kepala,akhirnya selesai Ujian tertulis kemudian langsung berangkat ke DEPBUDPAR JATENG ikut tes wawancara terjadi wawancara;
Tester 1 : Kamu tahu letaknya BP3 Sangiran?
Ando si Pandir: di Jawa Timur
Tester 2 : Apa sudah pindah? (sambil ketawa, 2 peserta lain ikut menertawakan kebodohan Ando)
Tester 1 : adakah kegiatan selama kuliah yang mendukung kamu jadi PNS di BP3 Sangiran?
Ando si Pandir : tidak ada
Tester 1 : selama ini kegiatan kamu apa?setelah lulus dari kuliah
Ando : saya bantu Ibu jualan kain batik dipasar beringharjo
Tester 1 : jadi tidak ada keahlian kamu untuk menjadi PNS disana?!
Ando si Pandir: Iya sebernarnya tidak ada
Tester 1 : BP 3 Sangiran itu di Jawa Tengah,motivasi kamu apa daftar cpns ini?
Ando si Pandir : saya disuruh orang tua
Tester 1 : jadi kamu merasa terpaksa?
Ando si Pandir : Iya, sebenarnya saya lebih senang jadi pengusaha kain batik (tester 1,2 dan peserta tes ketawa)
Tester 1 : Itu kan untungnya lebih besar, kalau jadi PNS gajinya kecil,terus nanti kalau diterima apa yang kamu lakukan?
Ando si Pandir : Saya akan nyari pasar buka kios batik
Tester 1 : sekalian sambil jualan fosil? (mereka ketawa)
Ando si Pandir: Saya akan bikin motif fosil untuk gambar batik (mereka ketawa)
Tester 2 : kalau kamu diterima kamu mau belajar?
Ando si Pandir: iya, sekalian mengembangkan usaha kain batik (mereka lagi-lagi ketawa)
Tester 1 dan Tester 2 : terimakasih (sambil menahan ketawa menjabat tangan Ando, Ando lega tes usai dan bisa membuat senang hati tester 1,2 dan peserta walaupun ada pikiran mereka menertawakan kejujuran dan kebodohan Ando seharusnya peserta meyakinkan tester kalau peserta layak menjadi PNS dengan menunjukkan kecerdasan dan ketrampilannya)
Jumat, 07 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar